Sekilas Kisah Cinta…

27 12 2008

“Nya, boleh tanya?”

Seorang ibu dan anak mendekatiku. Saat itu aku baru berada di kampus C, barusan ngurus KTM yang hilang. Kejadian ini berlangsung saat ku berjalan menuju ke tempat bemo..T2. Hari Rabu minggu lalu…

“Iya, silakan Bu”

“Boleh tanya ya nya?” ibu itu menepi, mungkin supaya tidak menghalagi jalan. Akupun ikut menepi.

“Nyonya pernah punya kacung ini? ( agak aneh juga dipanggil nyonya..hi..hi… kayak di sinetron aja. kacung= orang yang berjasa mbantuin terciptanya rumah yang bersih dan rapi, bahasa dari mana ya???)

Sambil mengeluarkan selembar KTP dari dompetnya, ” Ini suami saya nya, barangkali nyonya punya kacung seperti ini” Aku liat KTPnya (lupa namanya!),

” Gak ada Bu, belum pernah liat juga.”

“Suami saya gak pulang-pulang nya, katanya ada proyek di Surabaya, tapi gak pernah pulang.”

“Sudah ke kantor polisi Bu?”

“Sudah,  dimintai satu lembar foto nanti dimasukkan daftar orang hilang katanya.”

Kulihat matanya…mulai berkaca-kaca. “Suami saya cuman bilang ada proyek, tapi gak pulang-pulang. Sudah sejak habis lebaran saya di sini nya, ini asal saya dari Bojonegoro (sambil memperlihatkan KTPnya). Kasihan anak saya (kulihat anaknya, dia duduk agak menjauh dari perbincangan kami, kira-kira umurnya masih belasan, dugaanku dia kelas 5/6 SD) minta makan saya gak bisa ngasih. (air matanya mulai meleleh) uang saya sudah habis (sambil memperlihatkan dompetnya..hanya ada 2 buah KTP, KTP nya dan suaminya). Kalo ada uang saya pasti udah balik ke Bojonegoro, kasian anak saya gelantungan gak jelas, makan aja minta. (airmatanya semakin deras)”

Ada sesak di dada… tapi kucoba untuk tak mengucurkan airmata, hanya sedikit berkaca-kaca.

Kuraih tasku, di bagian depan ada uang 15ribu. Kuserahkan padanya “Ini hanya sedikit Bu.”

Kulihat matanya, muncul harapan…”Kalo Nyonya mau nambahin 10ribu aja, sudah langsung sampe terminal Bojonegoro nya”

Suara hatiku “Gimana se Wir, di itung donk kalo ngasih modal pulang.. ya mana gua tahu, gak pernah(hampir gak pernah) naik bus yo! waduh piye iki, gak da uang lagi. barusan ngurus KTM 15rb. Masak pake uang yang itu. Jangan Wir, katanya mau nabung buat beli sesuatu. Tapi ini lebih penting, nanggung amat mbantuin gak ampek tuntas.

Kuobrak-abrik tasku menelusuri bagian terdalam, kuambil uang 10rb. “ini Bu”

Makasi nya (matanya berkaca-kaca lagi), nanti biar didoakan anak saya biar cepet jadi sarjana. Aku hanya tersenyum (aamiin). Tangannya meraih tangan kananku, menyalamiku, menggenggamnya.

“Sekarang saya dan anak saya tak jalan ke jalan besar ya”

Aku hanya mengangguk, kata “hati-hati Bu” yang sudah berada di tenggorokan tak mampu keluar.

“Semoga selamat dan lancar sampai tujuan” bisikku dalam hati sambil melakukan perjalanan kembali.

Beberapa menit kemudian, kutersadar , Wir, kamu naik bemo pake apa? Hiyaa..” Ku obrak-abrik tasku, berharap ada uang yang tersisa, ada… dua lembar seribuan, dan recehan 700 rupiah. Kurang buat naik bemo, 300rupiah. Ga papa Wir, ntar turun langsung lari aja sebelum dihitung uangnya ma pak sopir, kamu mau jalan? yang bener aja! Jalan…dalam keadaan laper lagi…siang menjelang sore…puanas lagi! Tunggu!! Masih ada harapan…kuobrak-abrik tasku lagi, dompet…hanya 1 lembar uang seratusan yang sudah ditarik dari peredaran, tas bagian depan…gak ada, hm..tepak… alhamdulillah ada sekeping logam 500 rupaih. Oke, aman naik bemo”.

Selama perjalan kumasih berfikir tentang ibu dan anak tadi. Ya Alloh mudah-mudahan mereka bisa kembali ke kampung halamannya…secepatnya…kasihan.

Pikiranku tentang mereka masih berlangsung hingga malam tiba, sebelum ku terlelap.

Ah Rabbi… Kau membuka mataku lagi, tak terbayang jika itu adalah keluargaku. Seorang istri(dan anaknya)…rela merantau ke Surabaya untuk mencari suaminya yang tak kunjung pulang. Tanpa alamat yang jelas, tanpa biaya yang terukur, hanya modal harapan dan dua lembar KTP yang selalu melekat. Ku bisa merasakan (walau suamiku belum di sampingku) cinta mereka dan kerinduan mereka tapi mereka bukan orang yang menyerah atas nasib, subhanalloh.. sejak habis lebaran di kota ini, bekal yang habis.. mereka tidak tertiup angin putus asa. trlihat dari kata-katanya “jika ada uang saya pasti balik ke Bojonegoro”. Ya.. mesti keinginan belum bertemu sumbunya untuk menyala, ada harapan..harapan untuk melanjutkan kehidupan mereka.. anaknya..pasti anaknya.. anaknya harus tetap sekolah..sang ibu harus melanjutkan kehidupan keluarga. Walau harapan itu masih ada, masih di hati.. menunggu kabar dari polisi..dari rumahnya di Bojonegoro..atau menanti sang suami dari pintu rumahnya dengan doa di sepanjang malam..dan mungkin airmata yang tak kan pernah mengering. (tak kusadari aku menangis, bantalku telah basah…)

Ah Rabbi…betapa sedikitnya kubersyukur, padahal nikmatku padamu tak pernah sanggup ku ukur…


Aksi

Information

9 responses

27 12 2008
icalmahdi

Subhanallah..!!
pelajaran yg indah..

27 12 2008
widya handayani

makane lek naruk uang seng nggenah…..mosok uang kok mencar-mencar…..

27 12 2008
wira kusuma

#icalmahdi
slalu ada yang indah dari skenario Alloh…

#widya handayani
justru itu sayang, biar kalo ada keadaan darurat slalu ada harapan…8x

4 03 2009
Qomi

SubhanAllah…
pengalaman yang mengharukan…
aq juga pernah dapet pengalaman serupa, bukan ibu2 se…tp bapak2 yang lagi naek motor…katanya lagi kehabisan bensin…waktu i2 klo g salah q kasih 10rb…tp orangnya minta uang lagi, katanya kurang…sayangnya uangq tinggal i2…maaf ya pak…

17 08 2009
sunniyun

MasyaAlloh…
haljazaaul ihsani illal ihsan

17 08 2009
sunniyun
17 12 2009
paibiopai

tapi wir, dari 4 kejadian yang sudah menerpaku seperti itu, 2 di antaranya adalah kebohongan, setelah saia beri beberapa uang untuk naek kereta dari bandung maw ke surabaya (katanya), eeehh, minggu depan aku masih ngeliat dia ada di masjid salman, n menunjukkan muka yang sama ke temen saia,, hmm.. jadi g ikhlas kadang klo ada gituan, bawaanya su’uzan mulu.. hheu.. tapi klo dah infaq mah infaq ajah, g usah dipikirin ntar dibawa kmana..

27 12 2009
wira kusuma

dah dijawab sendiri gitu…

10 01 2010
sumargono

aslm salam kenal ikut nimbrung

kamu emang berhati mulia….

kalo aku bawaanya mesti su’uzan…

semoga dapat suami yang ga’ bakal nelantarin keluarganya….

Tinggalkan komentar