Awal Perjuangan..dan Tetap Sebuah Perjuangan

27 12 2009

Bismillahirohmanirohim..

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia,

Yang mengajarkan manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sebuah perenungan untukku dan untuk kita…

Aku lelah ukhti, terlalu cepat prosesku disini, terlalu cepat terakselerasi, usia tarbiyahku baru sebentar, dan aku dipaksa harus mampu menyesuaikan diri..

Kenapa dengan usia tarbiyah yang baru?! Apakah sebuah jaminan baginya yang telah lama tertarbiyah lebih baik dari yang baru tersentuh oleh tarbiyah. Bukankah lama tarbiyah hanya membedakan dalam waktu, bukan kesiapan.

Tapi aku ingin saat menerima amanah aku sudah siap, sudah matang.. matang secara alami.. Seperti pisang yang matang alami di pohon.. lebih manis, lebih nikmat.. Bukan seperti pisang karbitan.

Hmm, tapi sayangnya saat ini terlalu banyak pisang karbitan, bahkan pisang karbitan lebih banyak dikonsumsi dari pisang yang matang dengan alami.. Pisang karbitan telah berperan dalam dunia konsumsi yang sangat luas, pisang goreng yang dijual dan kita makan.. adalah pisang karbitan, pisang kolak juga pisang karbitan, pisang untuk isi roti yang nikmatpun juga pisang karbitan. Lalu dimana letak kesalahan pisang karbitan. Orang-orang tetap merasakan nikmatnya, mengenyangkan…mempunyai manfaat yang besar. Pisang yang matang secara alami hanya tersedia di tempat eksklusif atau kau baru bisa menikmatinya saat kau menanam sendiri. Tidak memasyarakat, tidak menempati perannya dalam konsumsi yang besar. Maka, bukankah pisang karbitan yang telah bermanfaat bagi manusia luas?! Dan bukankah pisang karbitan yang menyembuhkan kelaparan orang-orang yang ingin menikmati pisang.

Tapi tetap saja, aku merasa tak pantas, merasa tak bisa menyesuaikan…

Pernah dengar Umar bin Khatab? Gak mungkin enggak kan?

Kapan dia masuk Islam? Setelah Abu Bakar, setelah Ali bin Abi Thalib bahkan… tapi apakah ada yang meragukan kualitas Umar.. Usia tarbiyah Umar tentu saja tak selama Abu Bakar atau Ali.. Tapi apa yang membuatnya benar-benar merasa tertarbiyah dan mampu merubah potensi dirinya menuju potensi dalam tempatnya dalam waktu singkat.. Kemauan (niat) dan semangat (hamasah), beliau selalu menjaganya hingga potensinya melejit tinggi bersama orang-orang yang lebih terdahulu tertarbiyah. Beruntunglah kita… Rosululloh adalah manusia, demikian juga para sahabatnya yang mulia.. Beruntunglah kita karena tak diminta meneladani malaikat..

Tapi aku takut justru menghancurkan…

Kau percaya Alloh tak akan menyia-nyiakan kita?!

Jika ini perintah Alloh maka Alloh tak akan menyia-nyiakan kami (perkatan Siti Hajar saat Nabi Ibrahim meninggalkannya dalam lembah tak berpenghuni)

Kenapa kita sibuk mencari alasan untuk menghindari sebuah amanah, kenapa kita harus sibuk mengfuturistikkan diri.. “Saat ini ana sedang futur ukhti”, kenapa kita mencari-cari masalah bukan tertuju untuk menyelesaikannya dan segera berlari meninggalkannya menyusul segolongan orang yang telah berlari meraih cita surga. Pernahkah kau bayangkan jika kau tak berada di jalan ini maka kau berada di jalan yang lain, jalan apa.. entahlah dan sangat mungkin kau berada di jalan sebelum kau tertarbiyah..terjebak dalam lembah maksiat yang kau anggap biasa..!

Suatu saat kau kelelahan, sendiri, sangat penat.. Lalu kau lihat sebuah mushala, dirimu tertarik untuk solat di dalamnya. Sungguh luar biasa yang kau rasakan, seolah kau tak pernah solat sekhusyuk ini sebelumnya, kau benar-benar merasakan kenikmatan dalam ibadahmu, seolah Alloh begitu dekat bersamamu..

Lalu di saat yang lain, kau menemui mushola itu lagi, kaupun ingin mengulang kekhusukan ibadahmu yang telah lama berlalu di tempat itu.. Tapi, kau berusaha keras merasakannya, dan ternyata berbeda, tetap tak kau temukan nikmat yang dulu..

Kau tahu apa bedanya??

“ Ya Bilal.. istirahatlah kami dengan solat..”

Kita… Tak pernah tahu kapan kesempatan ini berakhir,

Karena kita tak pernah tahu kapan menyusul saudara-saudara kita ke alam yang berbeda. Banyak bukan orang-orang yang masih seumuran kita telah meninggalkan kita lebih dahulu bahkan sebelumnya kita dekat dengannya. Lalu kenapa kita berani berfikir untuk kembali pada kenikmatan dunia yang fana..

Satu saat, kuminta nasehat pada seorang sahabat

Aku merasa tak layak akh. Katanya

Aku tersenyum dan berkata

Jika tiap kesalahan kita dipertimbangkan

Sungguh di dunia ini tak ada lagi

Orang yang layak memberi nasehat

Memang merupakan kesalahan

Jika kita terus saja saling menasehati

Tapi dalam diri tak ada hasrat untuk berbenah

Dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari

Tapi ada kesalahan juga

Jika dalam ukhuwah tak ada saling menasehati

Hanya karena kita berselimut baik sangka kepada saudara

Dan adalah kesalahan terbesar

Jika enggan saling menasehati

Hanya agar kita sendiri tetap

Merasa nyaman berkawan kesalahan.

Subhanallah, di jalan cinta para pejuang

Nasehat adalah ketulusan

Kawan sejati bagi nurani

Menjaga cinta dalam ridhaNya

(Sahabat Sang Nurani, Jalan Cinta Para Pejuang)


Spesial untuk saudaraku yang dipertemukan Alloh di jalan-Nya, awal tahun ini…

Afwan wa syukron…

Jazakhumullah…


Aksi

Information

Satu tanggapan

8 02 2012
Nidaa

assalamu’alaykum
Mbak Wiir,,
^_^

Tinggalkan komentar